Mafia Catur
Berjalan beriringan bergumam paling depan tentunya bukan yamaha, dapat dibayangkan bahwa moralitas pada setiap bendera berbeda-beda namun ada satu pemain catur bertindak bagaikan ratu bertanding dengan kusir ‘tak apah bertopeng pion asal berposisi sang penentu tulen’ bijaknya nyaris nihil dikalangan sejarah
Sementara
peluang menggantikan figur ibu yang bergaya low
context communication koronilnya si pion lah yang memilki ultimatum tepat
dalam mencetak anggaran, sangat disayangkan para pemain tertinggi tak tau
menauh dan tak mampu menebak siapa pemegang pin tersebut, perlu disinggung bahwa
adanya mess understanding antara
berdewa dan merdeka pentingnya kompas dalam berdomestik ini tak diterapkan
bukan?
Berantingnya
berbagai perpecahan tak patut lagi melihat lawan dan kawan yang berdalih layaknya
bisa berjalan empat kaki. para praduga memang acap kali terbuai dalam bagian
permainan sabda yang diutus oleh kuda kuda menurut George orwell ini sang pekerja keras, kecolongan lebih
tepatnya. begitulah memang sering kali terperangkap dalam kewarasan seperti
babi yang berperan pintar dalam bukunya
Mengamati
kenyataan berbekal kehampaan itulah proporsional yang saya satukan bagaimana
jika kita salah menduga jalan tol bermainnya, ini seperti kisah bank bali yang
tak dikepalai seperti yang saya hembuskan bila pemain gajah pemenangnya dan
lagi lagi pion yang kalah atau hilang maka dipastikan keyakinan dalam kebuntuan
permainan ini yang terjadi
Tak
perlu menang asal mampu menendang agak berjejal namun dalam bongkahan pertandingan
adu nyawa nampaknya ada dinding-dinding determinan yang bergelumut seraya ular dalam
konglisi memberi sisa makan kepada anjing-anjing yang memeluk primordial namun
gemar bernapas hitam,dua pertanyaan sederhana pertama perlukah mereka mengganti
cara mainnya? Kedua haruskah mereka mengganti pemainnya ?
Saking
seriusnya, sampai lupa siapa pemain utama dalam tandingan ini namun dalam
pertandingan di final si gajah takkan lupa siapa yang membiusnya, kita pikirkan
saja tak ada benalu yang overdosis dalam permainan yang terlalu bersifat
adronitis walau faktanya ada sebagian pemain yang telah tertimbun bahkan
terkondensasi antara nilai dan makna bermain, lalu siapakah dia, dari kalangan
manakah, petinggi kah atau…. jangan
terburu buru nikmati saja jamuannya seperti ketika menunggu taggal 20 mei 1998
terjadi. kala itu anda agresif dan cerdik walau ada jilid 2
Kita doakan saja kemanusiaanya yang secara dogmatis menjadi melekat dan jangan sampai bertaring kalaupun sudah dijinakkan kita kembali ke aturan mainnya agar patutnya membuahkan bibit bibit baru yang tak mangidap sikap mendua, perlu diuraikan secara merata bila mana akhir permainan ini menumbuhkan kebuasan walau takan pernah puas ini sangat dikhawatirkan, jadi siapa yang perlu dikhawatirkan? Si pengembiri atau yang mengembiri tak dapat dipastikan adab mana yang tertinggi
Katika
si pion sudah memilki sifat fatalisme dengan secara terlihat semua pemain akan
mengenalkan si pion sebagai mentalitas
jajahan yang takkan memberikan mereka ruang untuk bernalar secara murni
harus dikatakan bahwa pion tak begitu bodoh daripada kebodohan itu sendiri
bukankah kita perlu mata dan kedua tangan yang cukup sehat untuk membidik panah
ke arah lawan maupun kawan secara sederhana ketika kata lapar diasingkan maka
siapa yang akan bertahan
Comments
Post a Comment