Posts

Showing posts from May, 2022

pancasila vs rukum iman

Image
  akanku bunuh semua orang yang menghalangi ku berjalan di bumi tuhan yang melarangku meminum alkohol yang memarahiku mencoba ganja yang mengancamku mencuri tanah haram di pinggir kebayoran  putra putri muslimin muslimat menjadi nilai anggaran diskriminatif  tak layak dibentak walau abstrak tak perlu di gaji walau minimali tak usah di puji walau ada di tv  memahat umpan untuk pulang, kembali ke jalan untuk penghalang, soal tumpang tidih cabang hukum negara, semoga kita hanya lupa sila pertama  umat muhammad dan rakyat mu jangan dimonopoli dengan tutur caturmu, indah lantunanmu, liciknya bibirmu dan permainan tikus mu kami tak sebodoh yang dipikir menyewa iman untuk dendam dan menggepur dalam diam ini tentang rukun iman yang tersasar karna kasar dengan kerasnya arahan  jangan injak persatuan kita hanya karna beda kepala, aroma ironisme dalam dua kutub bertukar menjadi sangar, iramakan dalam bentuk roh jangan ayat rentaskan dalam kotak angka bukan sangka...

TUHAN BARU

Image
 sambotase dari efek peradaban yang ku tau  tidur dengan hamburan uang di dada katakan itu candumu pacuanmu itu followers mu rokok mu kabinet mu gadis mu nikmat ku, kekayaan ku, semanis itu  pinggiran senayan gorengan bakwan dengan gudang garam pahit pada iklim kiblat yang berarah ruah dan tuah merusak iman mu menghilangkan idealis mu membatasi kriminalitas mu  pergi untuk menari dan bersujud dalam standar kaderisasi gila  kawanan berita miring untuk sekutu lama ku,  beri tau " apa kabar " kitab tuhan mana yang menyimpan seribu rekaman doa  racikan gula dunia bernyayi, bercinta di tempat ibadah baru ku aroma rantai yang mencekik iman, hati yang direntas sarkasme  begitu pinta tuhan pada mu  

Elemen Persatuan

 Beragam sosok dari bangsa ini hanya kau yang dapat menciptakan ruang harapan dengan pesan dalam impian, kau yang dapat merubah luka sejarah menjadi kembali belajar bermuara, kau yang mampu menggambarkan kata sederhana menjadi nuansa sastra yang istimewa,  pintaku adalah tolong jangan memorak-morandakan malamku dengan kepingan senyummu yang seakan konstelasi bagiku  jika seputung rokok sebuah kenikmatan untukmu maka aku tak ingin menjadi gulungan tembakau itu namun jika buku yang menjadi prioritasmu aku ingin menjadi salah satu kata yang tersusun dalam buku tersebut. tak perlu kuceritakan dirimu dan bangsa ku, jagat raya pun tau aku tertipu dengan senyummu aku hanya menjadi korban dengan setumpuk harapan yang membakar keyakinan, rasanya menjadi budak parasmu menjadi pencuri jantung yang gersang dikala bimbang menjadi pemuja kerutan pipimu yang diam diam bergumul menjadi asmara, semua siasat itu unpredictable untukmu dan bangsaku kau harus tau salah satu misiku yang masih ...